Tampilkan postingan dengan label ADC. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ADC. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Januari 2024

Ini Bedanya TV LED dan LCD

Sebelum membeli TV baru yang canggih, sebaiknya Anda mengenali berbagai perbedaan TV LED dan LCD terlebih dahulu sebagai bahan pertimbangan.

Teknologi elektronik mengalami perkembangan pesat dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Banyak sekali perangkat elektronik canggih yang siap mendukung aktivitas Anda, salah satunya yaitu TV. Dahulu, TV LCD sempat menjadi primadona yang digemari banyak orang. Namun kini teknologi tersebut sudah digantikan TV LED yang jauh lebih canggih. Anda patut mengenali perbedaan TV LED dan LCD secara teliti agar bisa menentukan pilihan terbaik.

Tak ada kata terlambat untuk memperbarui TV di rumah. Ulasan seputar perbedaan TV LED dan LCD berikut ini menambah wawasan Anda sebelum memilih salah satu di antaranya.

Mengenal Perbedaan TV LED dan LCD

Jika dilihat sekilas, TV LED dan LCD memang tampak tidak berbeda. Namun, sebenarnya kedua jenis TV tersebut memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut:

  • Periode Produksi: TV LCD pertama kali diperkenalkan kepada khalayak ramai pada awal tahun 2001. Kala itu, kehadiran TV LCD menjadi momentum yang perlahan-lahan menggeser penggunaan TV tabung di seluruh penjuru dunia. TV LED baru dirilis pertama kali pada tahun 2014 dengan teknologi lebih canggih daripada TV LCD. Dengan kata lain, TV LED merupakan generasi penerus TV LCD.
  • Teknologi: LCD adalah singkatan dari Liquid Crystal Display karena tampilannya menyerupai bahan kristal cair. Panel TV ini menggunakan layar kristal sinyal neon (fluorescent) yang memancarkan cahaya putih (white backlight). Sementara itu, LED adalah singkatan dari Light Emitting Diode yang menggambarkan penggunaan lampu diode sebagai sumber pencahayaan.
  • Ketebalan Layar TV: Lampu fluorescent pada TV LCD pasti berada di belakang layar, sedangkan lampu diode pada TV LED dapat diposisikan di belakang atau samping layar. Itulah sebabnya TV LED memiliki bentuk lebih tipis dibandingkan TV LCD. Bentuk TV LED tersebut membuatnya lebih hemat tempat dan tidak menyita kapasitas ruangan dibandingkan TV LCD.
  • Kualitas Gambar: TV LCD membutuhkan tiga warna penyaring, yaitu merah, hijau, dan biru. Ketiga warna tersebut akan menyaring semua cahaya lalu melepaskan warna yang melintas untuk membentuk pixel warna tersebut. Berbeda dengan LCD, TV LED menggunakan tiga lampu warna merah, biru, dan hijau untuk menghasilkan warna yang lebih tajam dan bernuansa realistis. Diode pemancar cahaya bisa diredupkan sehingga menampilkan warna-warna gelap yang lebih pekat sehingga tampilan gambar terasa semakin kontras. Itulah sebabnya kualitas gambar yang dihasilkan TV LED terbilang lebih baik daripada TV LCD.
  • Daya Tahan TV: Rata-rata TV LCD memiliki usia pakai 75.000 jam, sedangkan TV LED memiliki usia pakai lebih lama yaitu rata-rata 100.000 jam.
  • Konsumsi Daya Listrik: perbedaan TV LED dan LCD yang cukup signifikan juga tampak dari segi penggunaan listrik. Teknologi pada TV LED sudah berkembang lebih sempurna sehingga konsumsi listriknya lebih hemat 20% hingga 30% dibandingkan TV LCD.
  • Harga: TV LED memang dibanderol dengan harga minimal tiga juta rupiah pada awal kemunculannya. Seiring berjalannya waktu, harga TV LED jadi jauh lebih terjangkau karena bisa diperoleh dengan harga 2 jutaan rupiah saja untuk unit berukuran 32 inci. Sebaliknya, TV LCD kini sudah tidak diproduksi dan hanya bisa diperoleh dalam kondisi bekas. Beberapa tahun lalu, unit TV LCD baru juga dijual dengan harga hampir sama dengan harga TV LED baru pada awal kemunculannya.

Apakah TV LCD dan TV LED Bisa Menerima Sinyal Digital?

Semua produk TV LCD tidak bisa menerima sinyal digital secara langsung karena dirilis jauh sebelum program migrasi TV digital resmi dilakukan. Hal serupa juga terjadi pada TV LED

Produk TV LED yang diluncurkan beberapa tahun sebelum program migrasi TV digital berlangsung tentu tidak bisa menerima sinyal digital. Namun, sebagian besar TV LED yang dipasarkan sejak tahun 2020 sudah memiliki kemampuan menangkap sinyal digital.

Jika Anda memiliki TV LCD atau TV LED yang tidak dapat menerima sinyal digital, maka Anda harus memasang perangkat Set Top Box (STB) agar bisa menyaksikan tayangan TV digital. Penerimaan sinyal digital akan semakin maksimal jika didukung antena digital sehingga TV Anda bisa mengakses lebih banyak saluran.

Setelah menyimak ulasan seputar perbedaan TV LED dan LCD kali ini, tentu saja Anda semakin yakin beralih ke TV LED. AQUA Elektronik telah menyiapkan TV LED canggih untuk Anda, yaitu seri Televisi LE43AQT6700UG. Android Smart TV berukuran 70 inci ini memiliki kualitas tampilan dan suara yang lebih jernih serta fitur operasional yang makin canggih.

Televisi LE43AQT6700UG dibekali resolusi 4K HDR yang membuat detail warna semakin tajam, jelas, dan hidup. Teknologi TV cerdas ini berfungsi sebagai pusat ekosistem digital yang dapat mengontrol semua perangkat pintar di rumah secara optimal.

Anda juga bisa mengoperasikan seri TV AQUA Elektronik ini dengan Intelligent Voice Control untuk mendapatkan berbagai info secara cepat. Akses video, foto, maupun gambar di smartphone juga kian mudah karena bisa langsung diintegrasikan dengan fitur Chromecast Built In pada TV ini.



sumber : https://aquaelektronik.com/article

Rabu, 16 Februari 2022

Pengertian ADC

(Analog to Digital Converter) 

dan Cara Kerja ADC

 

Pengertian ADC (Analog to Digital Converter) dan Cara Kerja ADC – Analog to Digital Converter atau sering disingkat dengan ADC adalah rangkaian yang mengubah nilai tegangan kontinu (analog) menjadi nilai biner (digital) yang dapat dimengerti oleh perangkat digital sehingga dapat digunakan untuk komputasi digital. Dengan kata lain, Analog to Digital Converter atau Konverter Analog ke Digital ini memungkinkan rangkaian Digital berinteraksi dengan dunia nyata dengan menyandikan sinyal Analog ke sinyal Digital yang berbentuk Biner. Rangkaian ADC ini pada umumnya dikemas dalam bentuk IC dan diintegrasikan dengan Mikrokontroler.

Di dunia nyata, sinyal Analog yang berasal dari berbagai sumber dan sensor yang mengukur suara cahaya, gerakan dan suhu akan terus berubah nilai (kontinu) sehingga memberikan nilai yang berbeda dalam jumlah yang tak terbatas. Sedangkan rangkaian Digital di sisi lain bekerja dengan sinyal Biner yang hanya memiliki dua kondisi diskrit yaitu logika 0 (rendah) dan logika 1 (tinggi). Oleh karena itu, diperlukan sebuah rangkaian elektronika yang dapat mengubah dua domain yang berbeda dari sinyal analog yang kontinu menjadi sinyal digital yang diskrit. Rangkaian inilah yang kita sebut dengan Analog to Digital Converter (ADC) atau Konverter Analog ke Digital, Perangkat yang menjadi perantara untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal Digital agar dimengerti oleh mikrokontroler dan mikroprosesor.

P

Cara Kerja ADC (Analog to Digital Converter)

Jenis sinyal Analog dalam kehidupan kita sehari-hari dapat berupa suara, cahaya, suhu maupun gerakan. Sedangkan sinyal digital diwakili oleh urutan nilai diskrit di mana sinyal dipecah menjadi urutan yang bergantung pada deret waktu atau laju pengambilan sampel.

Urutan proses ADC dalam mengubah sinyal Analog menjadi sinyal Digital adalah mengambil sampel sinyal analog, mengukur dan mengubahnya menjadi nilai Digital yang berbentuk nilai Biner. Dengan demikian, ADC mengubah sinyal analog yang diterimanya menjadi data keluaran (output) yang berbentuk serangkaian nilai digital.

Ada dua faktor utama dalam ADC yang menjadi penentu keakuratan nilai digital yang dihasilkannya. Kedua faktor tersebut adalah Resolusi dan Sample Rate.

1. Resolusi

Sebagai contoh, apabila sinyal 1V diubah menjadi sinyal Digital dengan menggunakan ADC 3 bit, maka akan menghasilkan 8 tingkatan pembagian (23 = 8 atau dalam biner adalah 111). Dengan kata lain, terdapat 8 tingkatan untuk mencapai output 1V. Masing-masing satu tingkatan adalah 0,125V (1/8 = 0,125V). Jadi perubahan minimum dari ADC 3 bit untuk 1V ini adalah 0,125V atau 125mV setiap tingkatan.

Apabila kita menaikan Bit Rate yang lebih tinggi, maka akan mendapatkan hasil sinyal yang lebih presisi dan baik. Contoh, apabila 1V dikonversikan dengan Resolusi ADC yang menggunakan 6 bit maka setiap tingkatannya akan menjadi 0.0156V atau sekitar 15,6mV.

Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar dibawah ini :



2. Kecepatan Sampel (Sample Speed atau Sample Rate)

Jumlah sampel konversi dari analog ke digital yang dapat dibuat oleh konverter dalam setiap detik disebut dengan Kecepatan Sampel (Sample Speed atau Sample Rate). Sample Speed ini diukur dalam satuan S/s (Sample per Detik) atau SPS (Sample per Second).  Misalnya ADC yang bagus dapat memiliki sample rate atau rasio pengambilan sample hingga 300Ms/s (bisa dibaca menjadi 300 juta sampel per detik).

 

sumber : https://teknikelektronika.com/pengertian-adc-analog-to-digital-converter-cara-kerja-adc/

SEKOLAH KEDINASAN

Pengertian Sekolah Kedinasan Hal pertama yang perlu kamu ketahui bahwa sekolah kedinasan, sekolah ikatan dinas, dan perguruan tinggi kedinas...